
Pada perdagangan Jumat pagi di AS, harga emas berjangka Februari tercatat sedikit menurun sebesar $10,10, menetap di level $4.354,30 per ons troi. Penurunan ini terjadi di tengah aktivitas perdagangan yang lebih tenang menjelang libur Natal. Meskipun demikian, pasar perak menunjukkan performa yang jauh lebih kuat. Harga perak berjangka Maret melonjak $0,746 menjadi $65,955, mendekati rekor tertinggi yang dicapai pekan ini.
Salah satu faktor eksternal yang memengaruhi pasar adalah kebijakan moneter Bank of Japan (BOJ). BOJ mengejutkan pasar dengan menaikkan suku bunga acuannya ke level tertinggi dalam 30 tahun, yakni sebesar 0,75%. Kenaikan ini, meskipun sudah diantisipasi oleh para ekonom, gagal memperkuat Yen Jepang karena pesan dari bank sentral dianggap kurang agresif. Keputusan BOJ ini menunjukkan adanya indikasi pertumbuhan upah yang solid dan berkurangnya risiko eksternal, yang secara tidak langsung memengaruhi sentimen risiko global.
Sementara itu, risiko geopolitik tetap menjadi perhatian, terutama terkait konflik Rusia-Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan pasukannya telah mengambil inisiatif strategis dan akan terus maju di medan perang. Meskipun konflik ini biasanya mendukung harga emas sebagai aset safe haven, dampaknya saat ini diredam oleh faktor-faktor lain. Di sisi lain, harga minyak mentah Nymex turun ke sekitar $56,00 per barel dan berada di jalur penurunan mingguan kedua berturut-turut, akibat kekhawatiran pasokan berlebih.
Dari sisi teknikal, bagi investor emas, target harga terdekat bagi bulls adalah menembus resistensi kuat di level $4.433,00. Sementara itu, support kunci berada di $4.200,00. Untuk perak, target kenaikan berikutnya adalah menembus resistensi teknikal di $70,00. Kenaikan harga perak yang solid menunjukkan bahwa logam mulia ini semakin menarik perhatian investor, terutama ketika perdagangan emas cenderung stabil.
Sumber: Kitconews



